To: Do Hyeon Soo

sya į„«į­”
3 min readFeb 3, 2024

--

Photo by Roma KaiukšŸ‡ŗšŸ‡¦ on Unsplash

Aku sungguh ingin memeluk Hyeon Soo sambil mengatakan ini: ā€œHyeon Soo-yaa, kamu orang yang baik. Aku tulus mengatakannya. Kamu berhak bahagia bersama orang-orang yang menyayangimu.ā€

Aku sudah nonton Flower of Evil dari awal tayang dan mengikuti on-goingnya di WeTV pada tahun 2020. Jujur niat awal rewatch drama ini tanpa ekspektasi apapun karena aku sudah tau jalan cerita keseluruhannya, I knew itā€™s a great story. Tapi siapa sangka, ternyata setelah rewatch pun aku jauh lebih terkesima dengan bagaimana kisah Do Hyeon Soo dibawakan. Itā€™s a MASTERPIECE, I must said.

Singkatnya,

Baek Hee Seong seorang pria yang begitu hangat menyayangi keluarganya ternyata menyembunyikan identitasnya sebagai Do Hyeon Soo dan masa lalunya yang kelam. Istrinya, Cha Ji Won seorang polisi yang sedang menginvestigasi kasus pembunuhan berantai justru mencium keanehan dari suaminya.

FYI Baek Hee Seong a.k.a Do Hyeon Soo mengalami gangguan di mana ia tidak bisa merasakan perasaan. Sederhananya, karena itu ia tidak bisa merasakan cinta, benci, juga takut.

Kamu tau anehnya apa, ini adalah drama dengan genre kriminal, karakter Do Hyeon Soo pun sebagai tokoh yang tidak merasakan perasaan, tapi aku justru menangisi jalan hidupnya.

Di mataku Hyeon Soo adalah satu-satunya manusia di antara orang-orang di masa lalunya. Hyeon Soo yang ditakuti, yang dirumorkan sebagai monster kerasukan arwah bapaknya sang pembunuh berantai, bagiku justru dialah yang memiliki hati terluas.

Setelah kematian ayahnya, Hyeon Soo berkali-kali diseret menjadi subjek ritual pengusiran setan oleh warga lingkungannya, tidak lain ternyata karena kepala desa ingin menyedot warisan Hyeon Soo sebanyak-banyaknya melalui eksorsisme (ritual pengusiran roh jahat) dengan rumor buatannya, semua rumor keji tak berdasar itu dilakukan demi ā€˜uangā€™.

Hyeon Soo yang awalnya baik-baik saja jadi benar-benar mempercayai itu, ia bahkan mulai melihat bayangan arwah sang ayah mengikutinya kemanapun, Hyeon Soo percaya ia adalah monster yang bisa melihat ayahnya yang sudah mati.

Kim Moo Jin satu-satunya teman Hyeon Soo langsung berubah menjauh bahkan sampai merundungnya.

Saat Do Hae Soo, Kakak Hyeon Soo yang berakhir membunuh Kepala Desa saat ia meminta agar menghentikan eksorsisme pada Hyeon Soo namun Kepala Desa menolak dan yang menjijikkannya malah mendekati Hae Soo yang saat itu hanya menemuinya sendirian.

Darah tumpah, nyawa melayang. Hyeon Soo kaget melihat kakaknya memegang senjata tajam dan berlumur darah, maka insting pelindungnya muncul, Hyeon Soo langsung merebut senjata dari tangan kakaknya, membersihkan jejak sidik jari dengan baju seragamnya, mengoleskan sembarangan darah amis di sekujur muka dan tangannya.

ā€œKau harus hidup normal dan pergi kuliah seperti orang-orang,ā€ pesan Hyeon Soo begitu karena ia tahu dengan semua rumor yang dituduhkan padanya setelah beredar berita ayahnya seorang pembunuh berantai, orang-orang akan lebih mudah percaya Hyeon Soo membunuh kepala desa daripada percaya bahwa Hae Soo melakukannya atas pembelaan diri.

Hyeon Soo pun pergi meninggalkan desa setelah membuat kasus itu seolah dirinya adalah pelaku.

Mungkin karena aku cukup emosional akhir-akhir ini, tapi aku menangis melihat keputusan Hyeon Soo. Bagaimana ia tidak melihat harapan kemungkinan pengadilan akan membela mereka hingga ia berakhir dengan keputusan itu. Hyeon Soo anak yang belum menyelesaikan sekolah, sampai membuat keputusan seberat itu. Pikirku, sungguh bagi beberapa orang ā€¦ hidup bisa sejahat itu ya.

Aku sungguh berharap semoga dunia bisa menjadi tempat yang aman bagi siapapun untuk hidup. Aku juga berharap semoga manusia bisa menemukan tempat pulang ternyaman mereka. Aku sungguh berharapā€¦

--

--