Bilangin aku kalau salah

sya ᥫ᭡
2 min readDec 31, 2023

--

Photo by Unseen Studio on Unsplash

“Banyak bicara banyak salah”

Aku kemarin berdebat, dengan orang asing yang entah nilai apa yang dia pegang dalam hidupnya, tapi sedikit samarnya aku bisa menerka dia cukup terfokus pada hidupnya saja seperti orang pada umumnya, untuk memiliki energi serius peduli pada isu dunia sepertinya terlalu melelahkan buatnya (atau mungkin sudah dia keluarkan semuanya sebelum bertemu aku). Ia membuat komentar Ignorant saat itu, dan bodohnya aku menanggapi itu dengan serius. Pendapatku mungkin benar, informasi yang kubawakan juga valid, tujuanku jelas, tapi aku ternyata salah sasaran.

Setelahnya aku jadi merenung. What if, yang kulakukan sejak awal justru salah? Seperti sejak awal sudah menanggapinya dengan serius. You know, sometimes there could be a moment you did stupid things but didn’t realize it was stupid.

Aku tenang saat aku sadar benar aku tidak bersalah. Jauh lebih tenang jika berhasil mengakui kesalahanku dan mendapat kesempatan untuk memperbaikinya. Masalahnya, kita punya dua suara dalam diri kita, satunya yang membela buta semua tindakan kita, satunya lagi mendorong keras sisi rasional kita. At many moments, aku suka mendengarkan sisi yang membenarkan tindakanku, tapi tidak jarang pilihan itu justru membuat sisi nuraniku meronta-ronta, “Tidak seharusnya kau lakukan itu! SADAR WOY!” kurang lebih mungkin begitu serapahnya.

Pernah ngalamin?

Aku sering (wkwk, ketauan sering nge-cheat nurani). Dan akhirnya itu membawaku pada titik aku berharap ke Allah, tolong kirimkan aku seseorang yang bisa menyadarkan kesalahanku dan bersabar membimbingku di jalan yang benar.

WKWK, don’t blame me. Sudah kayak doa di surat Al-Fatihah, yak. Tapi jujur, aku cukup sering mengharapkan kriteria ini ke Allah akhir-akhir ini. Aku sadar diri, di beberapa sudut pandang aku bisa jadi buta dan salah, better lebih cepat sadar dan segera memperbaiki ke-error-an daripada jalan terus di atas pandangan yang salah tanpa tahu malu. I think it’s not a bad things tho untuk mengharapkan kriteria itu dari seseorang yang akan menjadi teman perjalanan panjang aku.

Just tell me if I’m wrong, please. Tapi dengan cara yang kasih ya, karena at the end I’m just a little woman yang gampang ‘kretek-kretek’ hati mungilnya kalau disadarkan melakukan kesalahan. MWEHEHE, peace dibawa bercanda aja tulisanku kali ini.

--

--