Aku merendahkan ekspektasi pada manusia.

sya ᥫ᭡
2 min readJan 10, 2024

--

Photo by Agus Dietrich on Unsplash

Kecewa hanya terjadi jika mengharapkannya,” ucapku dalam kepala akhir-akhir ini dan aku mengiyakannya penuh keyakinan.

Aku percaya, sedekat atau sebaik apapun aku pada manusia, kurang-kurangin berekspektasi pada mereka. Mereka hanya manusia pada akhirnya, yang kebetulan Tuhan pertemukan kami untuk saling memberikan nilai berharga dalam hidup.

Sedekat apapun aku dengan ibu, aku tidak perlu menaruh ekspektasi padanya, seperti mengharapkan pelukan hangat sebelum tidur atau mengharapkan pengertian seperti Tuhan memahami isi hatiku. Ekspektasi pada manusia hanya akan melelahkan mereka yang berharap dengan naif.

Sedekat apapun aku dengan teman, tidak ada kewajiban baginya untuk selalu mengimbangi perasaanku atau mendukung buta semua rencana yang kuusung. Biarkan segalanya sesuai pada porsi.

Sebaik apapun aku pada manusia, aku tidak berhak memaksa mereka membalas kebaikan sesuai harapan dalam imajinasiku. Memang ada yang namanya etika atau aturan tak tertulis, tapi pesan sayang Allah di surat Al Insyirah ayat 8 bunyinya gini:

“Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.”

‘Mereka’ hanyalah manusia yang penuh minus kalau diharapkan kepekaan lebihnya, seperti aku yang tidak bisa mendengar bisikan kecil di hati manusia maka susah pula bagiku untuk mengikuti keinginan mereka. Meskipun bisa, belum tentu juga kemampuanku sanggup memenuhinya.

Singkatku,

Saling mengerti sajalah. Kita juga sama-sama manusia. Kalau mau berharap, berharaplah pada Yang Maha Tinggi. Kita punya Tuhan yang mengenal diri kita lebih dari diri sendiri pernah mengenal.

--

--